Hujan di Sabtu Sore
Dimulai mentari membangunkan orang-orang untuk beranjak dari pulau kapuk ternyamannya. Ya, ini Sabtu! Hari terakhir beraktifitas di luar ruangan sebelum weekend pada keesokannya.
Pagi yang diselimuti positive vibes dirasakan oleh sebagian besar orang. Ia pun senang akan hal itu.
Saat mentari bersinar membara dan berada tepat tegak lurus di bawah kepala manusia, ia segera bertolak diri menuju suatu tempat untuk mencari keperluan.
Pada mulanya, ia tidak pernah membayangkan hal itu akan terjadi dalam kehidupannya. Tampaknya langit sore di hari itu akan menumpahkan berjuta liter sumber kehidupan makhluk hidup, karena di atas sana telah menunjukkan kelabu, sama seperti dengan sandang yang ia kenakan saat itu. Dan benar saja! Langit sungguh menumpahkan air bagaikan drum yang kekurangan kapasitas untuk menampung minyak yang begitu banyak.
Sudah lama ia tak pernah menikmati fenomena alam itu bersama orang 'spesial'. Namun, Tuhan punya caranya tersendiri untuk mengabulkan munajat setiap insan-Nya. Syukur adalah satu kata yang bisa ia sampaikan kepada-Nya. Dapat menikmati tetesan air langit seraya memandang langit yang begitu semangatnya menumpahkan sumber kehidupan itu dengan ditemani seseorang yang telah mengajarkan ia banyak hal, mengubah mindset menjadi lebih 'baik' dari sebelumnya. Satu kata yang dapat mewakili orang yang ia kagumi, sederhana.
Bahagia memang sesederhana itu, tak perlu unsur kemewahan untuk memuaskan batin manusia. Meski indera pengecap kelu membisu, namun hati tak pernah bisa berkelit. Ia sangat bahagia menikmati momen hujan bersamanya.
Terima kasih hujan di sabtu sore. Kamu menjadi pelengkap yang amat memorable tanpa direncanakan sebelumnya.
Komentar
Posting Komentar